Rabu, 16 Desember 2015

Selamat Ulang Tahun

Di pagi buta
Jemariku menari bersama pena
Selembar kertas menjadi lantai dansa
Dengan lincah penaku menyemai tinta

Begitu hening
Alam bungkam tak bergeming
Hanya terdengar detak jam dinding
Teramat lembut tak begitu nyaring

Selembut perputaran jarum jam
Kerinduan hadir pada penghujung malam
Menjelma bayangmu dalam kelam
Dengan wajah berseri lantaran bias sinar lampu kamar yang temaram

Sejuta tanya terbendung dalam nalar
Akal pun kian berpencar
Mencari jawab dalam pikiran yang tercemar
Sampai wajahmu tergambar di langit-langit kamar

Teringat ku akan sebuah tanya “Apa arti cinta ?”
Heran aku kau tak punya jawabnya
Hati kecilku pun berkata “bagaimana bisa ?”

Engkau adalah ibu
Melahirkan cinta di dalam kalbu
Sehingga ku dapat mengenal rasa itu
Lalu bagaimana bisa engkau tak tahu ?

Kau tanamkan bunga pada kegersangan hati
Menjadi oase di tengah gurun nan sepi
Kau bawakan makna pada cinta yang dulu tak ku mengerti
Kau isi kertas putih dengan puisi

Hanya dengan puisi Setidaknya ku dapat mengetuk pintu hati
Meski ia kan tetap terkunci
Meski ia tetap tak bisa ku miliki

Amelia..
Setiap aku menyebut namamu
Hati ini bernafas menghembuskan cinta
Setiap wajahmu terbayang
Waktu seolah terhenti dan semua luka seolah hilang

Padahal luka ini tak pernah tersembuhkan
Padahal perih ini tak pernah reda
Namun bila wajahmu tergambar
Luka seolah sirna dan jantung berdetak lancar

Amelia..
Hingga kini, hari ini, detik ini
Aku selalu melihatmu saat memejamkan mata
Bahkan saat mata ini terbuka
Bayangmu kan tetap ada

Ingin ku dekap engkau dengan tangan ku
Mencumbu wangi kasih sayangmu
Menimang-nimang perasaan yang tak terbalaskan
Meski dalam ruang hayalku, dalam renungku, dalam kemustahilanku

Amelia..
Bila langit mendung aku melihat wajahmu terlukis di angkasa
Sampai hujan turun ku dekap tiap-tiap tetesnya
Rasanya seperti aku memelukmu

Di langit malam
Parasmu bertahta di tubuh purnama
Dengan bintang-bintang yang hiasi singgasana
Kau hujani aku dengan pesona

Di bumi yang ku pijak ini
Berdiri ku di atas gelora kehinaan dan kekurangan
Menatapi engkau, mengagumi engkau seraya berangan-angan
Semoga dapat bersanding denganmu di kayangan

Tak terasa air mata tumpah membasahi tanah
Tiap-tiap tetesnya akan menjadi saksi
Tentang sebuah perasaan di dalam hati yang tak pernah kau mengerti

Tentang hatiku yang masih bernafas untukmu
Tentang kasih yang tak sampai
Tentang cinta yang tak terbalas
Tentang aku yang mencintaimu lebih dari yang kau tahu
Meski kau takkan pernah tahu…

Puisi ini tercipta di hari jum’at 3 juli 2015 atau 16 ramadhan 1436 H pukul, ditulis dari jam 1.20 – 2.53 pagi

Selamat Ulang Tahun Amelia, semoga bahagia dengan kehidupanmu yang sempurna, dan bahagia bersama orang yang kau cintai dan mencintaimu..

Selasa, 19 Agustus 2014

LAST

Kayaknya ini blog ini bakal gue tutup, karena udah enggak ada artinya, blog ini sama kayak gue sholat tapi enggak di terima, dapat dosa enggak dapat pahala juga enggak, gue rasa udah cukup menuliskan perasaan cinta gue ke Amel ini, bukan karena gue menyerah atau perasaan ini udah berkurang, bukan. Gue enggak akan menyerah buat Amel tapi yang gue bingung, gue memperjuangkan dia buat apa ? Udah jelas gue enggak bakal bisa bikin dia bahagia tapi setidaknya gue punya cinta yang enggak akan pernah sirna yang akan selalu gue bawa bahkan sampai ke dalam surga.. Itu aja sih, Amel, entah di baca atau enggak yang jelas di setiap ku bernafas, aku menghembuskan kerinduan ku, di setiap ku menatap selalu terbayang wajah mu, aku enggak pernah bisa melepas mu dari diriku, nama kamu selalu ku sebut pertama di dalam setiap doa ku usai sholat, bahkan kadang aku tak menyebutkan nama siapa pun di dalam doa ku selain nama mu, aku hanya memunajatkan hal yang sederhana kepada Tuhan, "Aku ingin engkau bahagia dengan orang yang kau cintai dan mencintaimu" meski aku sederet orang yang mencintaimu tapi aku tau bukan aku orangnya, karena aku hanya mencintai tanpa di cintai... Aku selalu ingat panggilan "My Prince" itu walau kadang aku sadar aku hanya selir di hati mu, tapi kau tetap "Angel" di hatiku.. Aku cina kamu dari dulu sampai nanti..

Senin, 04 Agustus 2014

Realistis (Cinta gak harus memiliki)

Cinta yang realistis, gimana sih cinta yang realistis itu, apa itu cuman seseorang yang sekedar mau menerima lu ? atau orang yang cukup mapan biar lu hidupnya terjamin ? Buat gua pribadi sih cinta itu gak bisa realistis, cinta merobohkan logika. Kalau lu cuman pasrah asal mau nerima aja, yang mau menerima lu kan belum tentu lu cinta sama dia, kalo lu mikir ah rasanya gak mungkin kalo dia jodoh gua karena dia begini begitu punya anu punya itu dan gua bukan apa-apa dan gak punya apa-apa, bagus emang lu realistis begini tapi cinta itu gak memandang lu apa dan siapa, yang penting tulus ikhlas apa adanya. Terus biasanya cewek nih nyari cowok yang mapan biar hidupnya terjamin, ini realistis banget ya’ yang begini, tapi lu mikir gak apa jadinya hubungan yang di bangun berdasarkan kemapanan bukan berdasarkan ketulusan cinta, lu cuman mencintai orang yang lu inginkan bukan mencintai orang yang emang lu cintai. Cinta itu gak menuntut apa-apa, kalo lu pingin sesuatu dari pasangan lu itu bukan cinta tapi nafsu. Cinta itu murni dari Tuhan, biar kata cowok jelek item, dekil, miskin, bego pula’, kalao di hati lu di hadirkan rasa cinta maka cowok yang lebih sempurna dari dia gak akan ada artinya di mata lu. Lu bisa aja punya tipe atau kriteria lu pingin pasangan yang, baik, perhatian, pengertian, jujur, setia, tapi kalau emang ada rasa cinta yang tulus di hati lu, semua tipe dan kriteria itu bakal terlupakan, dia gak ngasih kabar sampe 10 tahun pun perasaan lu gak bakal berubah, bahkan kalo dia selingkuh sekali pun kalo emang ada ketulusan cinta itu maka semuanya fine-fine aja, emangnya lu cinta dia apa kesetiaan dia ? Lu cinta dia apa perhatian dia ? Jadi jangan pernah merasa sakit hati karena cinta, gak ada kesakitan atau kekecewaan di dalam cinta kalau lu menjalaninya dengan ketulusan. Lu pernah gak sih mikir orang yang di tinggal mati sama pasangannya, pasangannya gak bisa lagi ngasih kebahagiaan tapi dia tetap kekeh cinta sama jasad yang tak bernyawa, bahasa kasarnya “mencintai bangkai”, apa yang lu harapkan dari orang yang udah mati ? Cinta itu gak menuntut lu harus di bahagiakan atau di balas di cintai oleh orang yang lu cintai, cinta itu cukup lu sendiri, bagaimana mencintai seseorang yang lu cintai, tanpa menginginkan dan mengharapkan apa-apa dari orang yang lu cintai, walau pasangan lu juga cinta sama lu anggap aja dia gak cinta sama elu, nah pertanyaannya bukan bagaimana cara lu membuat dia jatuh cinta, tapi bagaimana lu bisa bahagia dengan cinta yang lu punya. Buat gua cinta gak harus realistis, tapi lu silahkan aja mau realistis dalam dunia asmara ini, tapi lu cuman bakal dapat orang yang lu inginkan bukan orang yang lu cintai, dan gua gak tau lebih bahagia mana mencintai orang yang di cintai meski dia gak cinta, atau mencintai orang yang gak di cintai meski pun dia cinta, lu sendiri yang bakal menjawabnya. Kalo gua sih terus terang realistis aja, gua nyari pacar juga (lagi jomlo) walau gua punya Amelia orang yang gua cinta, kenapa begitu ? Karena gua rapuh akibat mencintai dia, hati gua jadi penuh luka, dan dengan hati yang penuh luka ini bagaimana bisa gua membahagiakan dia ? Gua cuman berharap dan harapan ini menjadi doa gua buat dia “Semoga dia bahagia dengan pria yang mencintai dan di cintainya”, mungkin gua berharap kalau pria itu adalah gua karena gua sangat mencintai dia, tapi harapan itu pupus karena gua gak di cintai Amel. Dan perlu gua tambahin “cinta gak harus memiliki”.

Rabu, 30 Juli 2014

Cinta Karena Alloh

“Cinta karena Alloh” ungkapan yang indah tapi menjijikan buat gua bukan jijik sama nama Tuhan ya’ tapi sama ungkapannya, kalo ungkapan itu di ucapkan sama orang yang sudah lama berumah tangga dan hidup harmonis gua bakal liat keindahan di ungkapan itu, tapi kalo anak-anak muda yang bilang ke gitu sama pasangannya rasanya gua pingin cepat-cepat ke kamar mandi terus muntah ! Lu kata gampang cinta karena Alloh ?! Jangankan cinta masalah sholat aja kadang kita sering melenceng dari niat awal sholat kita yang karena Alloh, ada yang sholat karena gak mau dosa, ada yang sholat karena pingin pahala, ada yang sholat pingin masuk sorga, ada yang sholat karena gak pingin masuk neraka, ada yang sholat karena pingin ridho Alloh, tapi itu semua sudah termasuk baik dan benar tapi ada juga yang sholat cuman semata-mata karena pingin di puji nih orang kaya gini biasanya kalo magrib update status “3 rakaat dulu” walau dia tidak bermaksud ria tapi kalimat itu mengargumentasikan maksud ingin pamer ibadah, nah itu masalah sholat, sedikit ada orang yang sholat hanya karena ngikutin perintah Alloh kebanyakan pasti ada maunya, nah gimana cinta karena Alloh itu ? Cinta karena Alloh itu mutlaq semata-mata hanya karena perasaan yang di titipkan Alloh ke relung hati kita tanpa mengharapkan apa-apa, kalau masih ngarep punya pasangan baik, sholeh atau sholehah, berakhlaq, atau berilmu itu kan namanya ada maunya. Gua ambil contoh dari film “Hijrah Cinta” yang menceritakan biografi tentang Al Mukarom Al Ustadz Jefry Al Bukhori (Almarhum), gua liat di situ ada kisah cinta karena Alloh saat Uje menikah dengan Ummi Pipik. Mau enggak lu punya pasangan seorang pecandu narkoba ? mau enggak lu punya pasangan yang berasal dari lembah hitam kehidupan ? di sini gua liat Ummi Pipik mau menerima Uje yang pada saat itu adalah seorang pecandu narkoba, tapi beliau tetap menerima Uje, tetep sayang sama Uje, tetep cinta sama Uje tetep yakin kalau Uje itu adalah jodoh terbaik buat beliau dan keyakinan beliau memang benar adanya. Itu yang namanya cinta karena Alloh, ikhlas ! Lu bisa enggak bertahan dengan pasangan yang buruk segala macamnya ? Kalau orang tulus pasti bertahan.

Jumat, 25 Juli 2014

Dunia Baru

Karena gua berhenti di semester pertama kelas 8 pas orang-orang lagi mau pada ulangan semester, jadi belum ada penerimaan santri baru otomatis gua harus nunggu sampai semester dua, karena gak mau nganggur saat itu gua sempat bantuin keluarga gua jualan pakaian di pasar, sempat juga jualan kue kering keliling gitu, setelah beberapa lama di suatu pagi gua di bangunin sama nyokap, nyokap bilang guru SMP gua nyariin, gua liat guru gua udah duduk di ruang tamu, gua samperin di situ ada bokap ma nyokap gua juga, ternyata gua di minta buat sekolah lagi, padahal dalam hati kecil gua gak mau balik lagi, tapi karena gua gak tega sama guru yang udah baik banget mau jemput gua itu akhirnya gua iyakan aja kemauan beliau. Sepulangnya guru gua itu, gua minta sama bokap gua kalau entar gua pas udah ulangan semester dua, naik kelas atau enggak gua tetap pindah ke pesantren dan bokap gua pun menyetujuinya.

Esok hari gua kembali sekolah dengan rasa canggung tapi gua di sambut hangat sama teman-teman gua, pertama kali yang gua liat di sekolah itu Amel, gua liat dia dengan muka kebingungan liatin gua dari jauh karna mungkin heran gua bisa balik sekolah lagi. Semenjak itu gua berubah drastis jadi berandalan, gua sering bolos, gak pernah ngerjakan tugas, gua temenan sama junkie (pecandu narkoba), sering berantem dan kenakalan-kenakalan lainnya, karena pikir gua, gua juga bakal pindah juga dari sini.

Singkat cerita ulangan semester dua udah kelar dan hari pembagian rapot pun tiba, gua masih ingat hari itu hari sabtu, saat temen-temen gua di kelas gua di duduk di luar kelas sendirian, pas wali kelas gua datang gua pamitan karena mau pindah, rapot gua di kasih sama wali kelas, pas gua buka ternyata gua naik kelas walau begitu sesuai janji gua dari awal ke orang tua gua, gua tetap pindah ke pesantren. Pas lagi baca-baca hasil rapot gua di ajak masuk ke dalam dan wali kelas gua nyampein ke teman-teman gua kalo gua mau pindah, gua salaman ke semua teman-teman gua trus cabut duluan. Sesampainya di rumah gua lepas seragam gua dan status gua dari seorang pelajar menjadi seorang santri.

Ya begitulah ceritanya, gua gak tau pelajaran apa yang bisa di ambil dari apa yang gua alami, tapi satu hal yang pasti di sini gua kehilangan mimpi tapi menemukan dunia baru.

Kamis, 24 Juli 2014

Berawal Dari Facebook

Dia mencoba menabahkan gua sembari melepas pelukannya, setelah itu gua ambil tas gua dan langsung cabut pulang dengan motor gua saat hujan deras. Sesampainya di rumah air mata gua trus tumpah di iringi amarah yang besar, gua obrak abrik kamar gua, gua banting gitar kesayangan gua, gua pukul cermin yang nempel di tembok kamar sampai pecah dan tangan gua berdarah, gua gak ngerti tangan gua berdarah tapi tetap aja hati gua yang paling sakit.

Gua tenangkan diri gua, gua baringkan tubuh gua di atas kasur menyandarkan penat beban gua, gak terasa gua ketiduran, pagi hari gua bangun hari itu hari minggu, gua liat seisi kamar gua berantakan banget, gua duduk di atas kasur meratapi semuanya, gua ambil buku catatan gua ambil pulpen gua nulis puisi dengan tangan yang di penuhi darah yang mengering, gua tulis apa yang gua lihat di kamar gua dan apa yang di rasain hati gua.

Gitar ku, kau hancur seiring dengan meluapnya emosi ku
Kini tiada lagi kau mampu menyemai nada yang indah
Cermin ku, kau hancur di terpa amarah jiwa ku
Kini tiada lagi ku bisa melihat wajah ku di batang tubuh mu

Tangan ku, kau luka dan berdarah
Darah yang mengalir, berbaur dengan air mata yang menetes
Hati ku, kau luka, luka dan luka
Mengapa kau terluka ? Tak sanggupkah kau menghadapi cobaan ini ?

Mungkin aku memang tak sanggup menghadapi semua ini
Karna ku memang tak sanggup, Meski aku tak sanggup,
Namun tak sedikit pun terlintas di angan tuk mengakhiri kehidupan yang ku jalani
Hanya saja ku terlalu lemah dan sangat tak sanggup tuk melaluinya

Pagi menjelang, aku masih saja berbalutkan kesedihan
Tersadar aku dari air mata yang menetes
Seakan mengilhami dan perlahan mencairkan emosi
Namun masih saja berat hati menahan air mata ini

Ku lihat di sekeliling ku, semuanya hancur
Serpihan cermin yang berserakan di lantai
Mencerminkan betapa bodohnya aku saat itu
Rasa pedih yang hanya aku yang mengerti bagaimana sakitnya, membutakan ku

Biarlah waktu membuat semuanya terlupa
Menjadi kenangan pahit yang begitu pedih untuk di kenang
Biarlah semua kembali seperti tak pernah terjadi apa pun
Menjadi kertas putih di lembaran yang baru

Selesai dengan aspirasi hati yang gua tulis, gua mandi lalu siap-siap mau pergi ke warnet, emang kebiasaan kalo tiap minggu gua pergi ke warnet, di warnet gua berlayar mengarungi dunia maya, gua buka facebook gua, lalu gua nulis status yang singkat padat tapi pedas, gua nyindir pembina ekstra kulikuler gua, sejam berlalu gua pulang ke rumah, di rumah gua ketiduran di ruang tamu, sebuah facebook messanger dan beberapa pemberitahuan facebook dari handphone gua membangunkan gua, pas gua chek inbox ternyata dua anak pembina ekstra kulikuler itu yang marah-marah karena gak terima bokapnya gua hina, dan di pemberitahuan pembina ekstra kulikuler itu sendiri dengan istrinya mengomentari status gua, gua panik gua mikirin gimana sekolah gua, gua ngadu ke orang tua gua minta berhenti sekolah gua ceritain apa yang terjadi, awalnya emang gak setuju dan gua kena marah tapi karena gua ngusul untuk masuk pesantren orang tua pun meng'iyakan kemauan gua.

Bersambung.

Selasa, 22 Juli 2014

Kehilangan Mimpi

"Moga aja tapi gua gak mau berharap banyak karena gua cuman seorang santri" kalimat itu terucap dari mulut gua dalam sebuah perbincangan hangat bertemakan cita-cita, gua cerita ke teman obrolan gua kalo gua ini pengen jadi musisi atau enggak jadi penulis tapi gua enggak yakin dengan cita cita gua kalau gua bisa mewujudkannya, dia mencoba support gua, tapi gua tetap teguh sama prinsip gua "kalau hidup harus optimis tapi wajib realistis" toh gua cuman seorang santri sebesar apa pun tekad dan kemauan gua itu gak ada artinya kalo gak ada jalannya, mau usaha tapi apa yang di usahain ? mau di usahain kemana ?

Gak pernah terbesit dalam hidup gua nantinya bakal jadi seorang santri. Awalnya gua sekolah SMP, di sekolah itu gua ikut kegiatan ekstra kulikuler dalam bidang olahraga (gua gak mau sebut olahraga apa), gua jatuh cinta sama ekstra kulikuler ini, gua rajin ikut latihan sampe tlat pun gak pernah, karena ekstra kulikuler ini gua sempat bercita-cita pingin jadi atlit, di ekstra kulikuler ini juga gua dapet pacar, dua tahun gua ikut ekstra kulikuler ini dan berharap dari sini gua meniti mimpi gua.

Sampai suatu ketika ada rumor kalau gua di berhentikan dari ekstra kulikuler itu, gua sempat bingung kenapa bisa begitu, pas hari latihan gua tetap latihan kaya biasa, sampai waktu ashar adzan pun berkumandang, tanda untuk sholat sekali gus istirahat latihan, gua ke mushola ngambil air wudhu trus sholat, habis gua sholat gua di ajak pelatih gua ngomong empat mata di belakang mushola, ngomong panjang bla bla bla dan ujungnya gua di berhentikan, bukan di berhetikan pelatih gua tapi pembina ekstra kulikuler gua yang orangnya rada sentimen sama gua entah kenapa juga gua gak tau, selesai ngobrol teman-teman gua di kumpulin di lapangan gua di suruh berdiri di samping pelatih gua, sore itu mendadak mendung, lalu pelatih gua mengumumkan pemberhentian gua, gua liat mata teman-teman gua yang rada berkaca-kaca, setelah itu gua salaman sama semua teman-teman gua, dan hujan membubarkan semuanya tapi gua tetap berdiri di tengah lapangan, menyamarkan air mata gua dengan air hujan, gua liat pacar gua waktu itu nyamperin gua, dia nangis trus memeluk gua, agak dramatis dan berlebihan padahal esok di sekolah juga bakal ketemu lagi, tapi dia ngerti betapa sakitnya kehilangan jalan untuk meraih mimpi.

Bersambung.